Jumat, 03 Juni 2011

HANSIP, PENGAYOM MASYARAKAT, ABDI MASYARAKAT


Gagah dan semangat layaknya pasukan perang, itulah yang nampak dihadapan kita, manakala kita masuk di desa Kotayasa pada acara-acara penting pedesaan. Nampak diatas persiapan Linmas Desa Kotayasa menjelang Penjaringan Calon Perangkat Desa tahun 2009 lalu. Melihat TNI berbaris atau POLRI berbaris dengan rapi, itu hal yang wajar, mengingat untuk seperti mereka dibutuhkan seleksi yang ketat dan pelatihan yang tidak menghabiskan waktu dan biaya yang sedikit.

Menjadi seorang LINMAS/HANSIP di desa Kotayasa hanya dibutuhkan semangat beribadah dan keikhlasan mengabdi kepada masyarakat, agama dan desa, kalau tidak demikian maka siap-siaplah menjadi orang yang kecewa. Mereka tidak mendapatkan imbalan apapun, baik dari masyarakat maupun desa. Paling-paling hanya pakaian seragam dari desa dan Pemerintah menjelang Pemilu.

Rupanya jiwa pengabdian mereka cukup besar, lebih besar dari para anggota dewan kita, yang sudah cukup tinggi gajinya masih suka cari-cari alasan untuk bisa meningkatkan sripilan mereka.

Sayang, keberadaan mereka kurang mendapat perhatian dari kita semua, bahkan lebih banyak dijadikan bahan ketawaan di layar televisi sebagai dagelan. Televisi tidak tahu betapa mereka begitu berarti, betapa banyak orang yang mestinya masuk penjara, namun tidak jadi mencuri karena ada HANSIP, betapa banyak orang yang mestinya masuk neraka tapi tidak jadi karena mau nyuri istri orang ketauan HANSIP.

Dalam hati mereka ada ketulusan bahwa orang yang baik adalah orang yang banyak memberikan manfaat       bai masyarakat bukan orang yang selalu memanfaatkan masyarakat untuk kepentingan perutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar